Posisi strategis Indonesia sebagai Poros Maritim
Posisi strategis Indonesia sebagai Poros Maritim
Poros
maritim merupakan gagasan yang dilontarkan oleh presiden terpilih Joko Widodo
saat kampanye pemilihan presiden beberapa waktu lalu. Di samping gagasan ini ia
juga menawarkan program yang disebut tol laut.
Dua
hal itu kini menjadi bahan pembicaraan yang lumayan hangat di kalangan
kemaritiman Tanah Air dengan sebagian di antara mereka mendukungnya dan
sebagian lagi mengkritisi atau bahkan menolaknya.
Dalam
dunia kemaritiman internasional, poros maritim dikenal dengan istilah international
maritime center (IMC). Sah-sah saja sebenarnya menggunakan istilah lain
sesuai keinginan seseorang tetapi industri maritim adalah salah satu bisnis
yang diatur secara global, karena itu kesamaan bahasa atau istilah dan
pemaknaannya mutlak diperlukan.
International maritime center adalah sebuah pelabuhan atau negara
yang telah berhasil membangun aneka macam fasilitas, infrastruktur dan regulasi
sehingga menarik minat kalangan pelayaran internasional dan komunitas maritim
lainnya untuk mendatanginya dan dapat menjalankan bisnis yang menguntungkan di
pelabuhan/negara bersangkutan. Jadi, untuk menjadi IMC yang baik maka yang
diperlukan adalah kemampuan menarik pemain internasional dengan berbagai
kemudahan untuk datang dan menjalankan bisnis.
Singapura
dikenal sebagai salah satu IMC yang terbaik. Status IMC yang didapat oleh
negeri jiran ini bertumpu pada posisinya sebagai sebuah hub kemaritiman global.
Sejalan dengan statusnya, Singapura saat ini menjadi lokasi berkantornya lebih
dari 4.200 multinational corporations (MNC) dan 26.000 perusahaan
mancanegara lainnya.
Mereka
terdiri dari shipbrokers, charterers, marine insurers, maritime law, dan
sebagainya. Sebagai operator untuk menangani para pebisnis itu, pemerintah Negeri
Singa menugaskan Maritime and Port Autority/MPA yang diisi dengan staf
yang profesional.
Dalian
di China juga merupakan IMC yang terkenal di kawasan Asia. Disebut meniru atau
copy-paste apa yang dilakukan oleh Singapura, kota ini juga menjadi incaran pelaku
bisnis maritim mondial.
Masih
panjang jalan yang harus ditempuh Indonesia jika ingin menjadi IMC seperti
Singapura atau Dalian. Tidak banyak pemain besar, apa lagi yang kecil, bisnis
maritim internasional berkantor dan menjalankan kegiatannya dari Jakarta.
Pasalnya,
negeri ini tidak banyak menawarkan fasilitas, infrastruktur dan kemudahan dalam
berbisnis. Ambil contoh suku bunga perbankan untuk usaha pelayaran.
Post a Comment: